LAYANGAN

Terbitan penyuka

Minggu, 19 Januari 2014

Tips Dan Trick setting IDM

Cara setting IDM biar Bikin ngacir-cir". nah buat kalian agan" yang menggunakan download manager IDM, kadang belum benar-benar merasakan manfaat dari SW tsb, karena belum disetting dengan benar. Jika sudah diseting, IDM akan berfungsi optimal, meskipun kita gonta-ganti tipe koneksi (wive-LAN, WIFI, Dial-up, dll).
Nah bagemana caranya biar agan2 bisa merasakan manfaat ilmu yang ane dapet hingga bikin download  yang biasanya sejam berubah jadi 15 menit , jadi bisa hemat waktu gan !!
Nih contohnya :






Pertannyaanya , Bagaiamana caranya Membuat IDM Download 3x Lebih Cepat alias Ngaciiir
Gini caranya:
  1. Klik IDM di try icon
  2. Klik Option
  3. Pada Connection/ Speed, pilih Other, dan pada Default Max conn.number pilih 16
  4. Tutup IDM
  5. Klik Start kemudian Run dan tuliskan "regedit" tanpa petik , kemudian klik ok , Jalankan Regedit>HKey_Current_User>Software>Download Manager> (lihat jendela kanan) Connection Speed>double click>pilih decimal> isi dengan 99999999 >OK
  6. tutup regedit (close )
  7. Restart Komputer
  8. Coba untuk Download



Note :
Kecepatan Download Dipengaruhi Juga oleh kondisi Jaringan Yang Ada.

Kamis, 09 Januari 2014

PERILAKU KEKERASAN


Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan seara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseoarang secaa fisik maupun psikologis (Keliat, 1999).
Amuk atau kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).
Rasa marah merupakan salah satu ungkapan atau reaksi perasaan terdadap keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan, misalnya kekecewaan, ketidak puasan atau tidak tercapainya keinginan. Kadang-kadang kita sukar menghadapi perasaan marah kita tersebut, apalagi untuk mengungkapkannya. Akan tetapi seandainya kita tidak mau untuk mengakuinya, tidak berani menghadapinya dan mencoba untuk berpura-pura tidak marah, perasaan marah tersebut akan terpendam dalam-dalam, akhirnya mempersulit kehidupan kita sendiri dan kehidupan orang yang mempunyai hubungan dengan kita. Dengan mengungkapkan perasaan marah, kita tidak hanya melepaskan perasaan kita, tetapi juga menolong orang lain untuk mengerti keadaan kita yang sebenarnya.
Tanda dan gejala:
-          Emosi: tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah, dendam, jengkel, merasa tidak berguna
-          Fisik: muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, nafas pendek, keringat, sakit fisik, tekanan darah meningkat
-          Intelektual: mendominasi, bowel sarkasme, berdebat, meremehkan
-          Sosial: menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan humor
-          Spiritual: kemahakuasaan, kebijakan atau keberanian diri, keraguan, tidak bermoral

Fungsi positif rasa marah
Menurut NOVACO, fungsi positif rasa marah tersebut adalah sebagai berikut:
-          Energizing function: dimana rasa marah tersebut dapat menambah/meningkatkan tenaga seseorang, contoh : orang mengamuk tenaganya sangat kuat.
-          Expressive function: yaitu untuk mengekspresikan perasaan kecewa atau tidak puas.
-          Self Promotional function: yaitu untuk meningkatkan harga diri, contoh : seseorang marah karena merasa dihina.
-          Defensive function: rasa marah sebagai mekenisme koping, contoh : seseorang melampiaskan kemarahannya, kemudian akan merasa lega.
-          Pitentiating function: yaitu untuk meningkatkan kemampuan. Orang yang merasa dihina, kemudian berusaha meningkatkan kemampuannya dalam berbagai segi. Contoh : orang yang bersaing secara tidak sehat.
-          Discriminative function: yaitu untuk membedakan seseorang dalam berbagai keadaan alam perasaan. Contoh : gembira, sedih, jengkel dan sebagainya.

Rentang respon:
Perasaan marah adalah perasaan normal tiap individu, namum perilaku yang dimanifestasikan dapat berfungsi sepanjang rentang adaptif dan maladaptif. Rentang respon menurut Stuart dan Sundeen (1995):

Respon adaptif                                                                          Respon maladptif
 
Asertif                    Frustasi                          Pasif                   Agresif                 Kekerasan

Keterangan:
-          Asertif: kemarahan yang diungkapkan tanpa mneyakiti orang laindan tidak menimbulakan masalah
-          Frustasi: kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistik atau terhambat dan individu tidak menemukan alternatif lain
-          Pasif: respin lanjut, dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan
-          Agresif: perilaku destruktif (memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati oarang lain dengan ancaman, memberikan kata ancaman)tapi masih terkontrol
-          Kekerasan: dapat juga disebut amuk, yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan atau dapat disebut perilaku destruktif tidak terkontrol


Penyebab:
-          Faktor predisposisi:
1.      Biologis
Adanya kerusakan sistem limbik, lbus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter
2.      Psikologis
·         Teori frustasi: kegagalan yang dialami akan menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk
·         Teori tumbang: masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan seperti perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau saksi penganiayaan
3.      Perilaku
Reinforcement yang diterima saat melakuakn kekerasan, sering mengobservasi kekerasan didalam atau diluar rumah, semua aspek menstimuli individu menghadapi perilaku kekerasan.
4.      Sosial budaya
Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan dapat diterima (pasmisive).
-          Faktor presipitasi
Bersumber dari individu sendiri, lingkungan dan interaksi dengan orang lain:
1.      Internal stressor: kelemahan fisik, kehilangan anggota badan, keputusasaan, ketidakberdayaan, merasa gagal, percaya diri kurang
2.      External stressor: kehilangan keluarga, mendapat kekerasan, kritikan dari orang lain, interaksi sosial yang profokatif dan konflik
Pohon masalah:
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan


Perilaku Kekerasan/amuk
Core Problem

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
(Budiana Keliat, 1999)

Pengkajian:
Pengkajian umum meliputi:
-          Faktor penyebab:
·         Organobiologis
ü  Rwayat trauma di kepala
ü  Riwayat penyakit infeksi
ü  Epilepsi, cancer, dll
·         Psikoedukatif
ü  Pola asuh
ü  Hubungan antar orang tua
ü  Hubungan pasien dengan anggota keluarga yang lain
ü  Kejadian tidak menyenangkan saat kecil
·         Sosiokultural
ü  Sigma masyarakat terhadap klien dan keluarga
ü  Pertolongan pertama saat terjadi perubahan perilaku
-          Faktor pencetus:
·         Keadaan keluarga
·         Perceraian
·         Permusuhan
·         Penganiayaan
·         Dll
-          Konsep diri
·         Gambaran diri
·         Identitas diri
·         Ideal diri
·         Peran diri
·         Harga diri
-          Mekanisme koping individu
-          Mekanisme koping keluarga
Pengkajian khusus meliputi:
Perilaku kekerasan / amuk 
1).   Data Subyektif : 
                         ·          Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. 
                         ·          Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika     sedang kesal atau marah.
                         ·          Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya. 
2).   Data Obyektif 
                         ·          Mata merah, wajah agak merah. 
                         ·          Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai. 
                         ·          Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam. 
                         ·          Merusak dan melempar barang-barang.
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan  dg faktor resiko Perilaku Kekerasan/amuk 
1).   Data Subyektif : 
                         ·          Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. 
                         ·          Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika     sedang kesal atau marah. 
                         ·          Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya. 
2).   Data Objektif : 
                         ·          Mata merah, wajah agak merah. 
                         ·          Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,  memukul diri sendiri/orang lain. 
                         ·          Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam. 
                         ·          Merusak dan melempar barang-barang. 
Koping keluarga tidak efektif
1). Data Subyektif:
                         ·          Keluarga menjalani rutinitas biasa tanpa menghormati kebutuhan klien
                         ·          Perilaku keluarga yang mengganggu kesejahteraan
2). Data obyektif
                         ·          Pengabaian
                         ·          Agresi
                         ·          Agisitas
                         ·          Permusuhan
                         ·          Penolakan



Rencana keperawatan:
No.
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
1.
Resiko mencederai diri sendiri
Control Impuls
Setelah dilakukan interaksi dengan 3x24 jam, klien dapat mengenal lebih awal tanda-tanda akan terjadi perilaku kekerasan dengan indikator/ kriteria hasil :
a.    Klien mampu menyebutkan tanda-tanda akan melakukan kekerasan, seperti perasaan ingin marah, jengkel, ingin merusak, memukul, dll
b.    Klien bersedia melaporkan pada petugas kesehatan saat muncul tanda-tanda kekerasan
c.     Klien melaporkan kepada petugas kesehatan setiap muncul tanda-tanda akan melakukan kekerasan
1.      Bantuan Kontrol Marah (anger control assistance)
a.      Bina hubungan saling percaya
-          prinsip komunikasi terapetik
-          pertahankan sikap yang konsisten : menepati janji, sikap terbuka, kongruen, hindari sikap non verbal yang dapat menimbulkan kesan negatif.
b.      Observasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
c.       Bantu klien mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan :
-          Emosi : jengkel, marah, persaan ingin merusak/memukul
-          Fisik : mengepalkan tangan, muka marah, mata melotot, pandangan tajam, rahang tertutup,dsb.
-          Sosial : kasar pada orang lain
-          Intelektual : mendominasi
-          Spiritual : lupa dengan Tuhan
d.      Jelaskan pada klien rentang respons marah
e.      Dukung dan fasilitasi klien untuk mencari bantuan saat muncul marah
2.      Latihan Mengontrol Rangsng (Impulse Control Training)
a.      Jelaskan pada klien manfaat penyluran energi marah
b.      bantu klien memilih sendiri cara marah yang adaptif
c.       bantu klien mengambil keputusan untuk mengeluarkan energi marah/perilaku kekerasan yang adaptif
d.      beri kesempatan pada klien untuk mendiskusikan cara yang dipilihnya
e.      anjurkan klian mempraktikkan cara yang dipilihnya
f.        beri kesempatan pada klien untuk mendiskusikan cara yang telah
g.      dipraktikan
h.      evaluasi perasaan klien tentang cara yang dipilih dan telah dipraktikkan
2.
Resiko mencederai orang lain
Agresion control
Setelah dilakukan interaksi dengan 3x24 jam, klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan indikator/ kriteria hasil:
-          Menahan diri dari emosi secara verbal
-          Menahan diri dari membahayakan diri sendiri
-          Menyalurkan energi/ perasaan negatif dengan cara yang tepat
1.      Behaviour management: self harm
a.      Kaji motivasi dari pasien
b.      Administer obat
c.       Ikat pasien, bila perlu
2.      Manajemen Lingkungan (environmental Manajemen)
a.       Jauhkan barah yang dapat membahayakan klien dan dimanfaatkan klien.
b.      Lakukan pembatasan (seklusi) terhadap perilaku kekerasan klien baik perilaku verbal maupun non verbal agar tidak menyakiti atau melukai orang lain.
c.       Tempatkan klien pada lingkungan yang restrictive (isolasi : untuk observasi)
d.      Diskusikan bersama keluarga tentang tujuan tindakan seklusi
3.
Koping keluarga tidak efektif
Family Coping
Setelah dilakukan interaksi dengan 3x24 jam, keluarga dapat memanage stressor dengan indikator/ kriteria hasil:
-          Mengatasi masalah keluarga
-          Mengexpresikan perasaan diantara anggota keluarga
-          Menentukan prioritas
-          Memutuskan perawatan
-          Membantu perawatan
-          Memberikan dukungan sosial
Libatkan keluarga dalam perawatan/penanganan klien (family movilization)
a.   Identifikasi peran, kultur, dan situasi keluarga dalam pengaruhnya teryadap perilaku klien
b.   Berikan informasi yang tepat tentang penanganan klien dengan perilaku marah/kekerasan
c.    Ajarkan ketrampilan koping efektif yang digunakan untuk pengangan klien marah/perilaku kekerasan
d.   Bantu keluarga memilih/menentukan bantuan dalam menghadapi klien marah/perilaku kekerasan
e.   Berikan konseling pada keluarga
f.     Fasilitasi pertemuan keluarga dengan career/pemberi perawatan
g.   Beri kesempatan pada keluarga untuk mendiskusikan cara yang dipilih
h.   Anjurkan kepada keluarga untuk menerapkan cara yang dipilih.


Daftar Pustaka:
NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses: Definitions and Clasification 2012-2014. Philadelphia: NANDA International.
Iowa Outcomes Project. 2009. Nursing Outcome Classification (NOC): Second Edition. Missouri: Mosby, Inc.
Iowa Outcomes Project. 2009. Nursing Intervention Classification (NIC): Forth Edition. Missouri: Mosby – Year Book, Inc.