HELLO, Hoe gaat het met jou ? Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk, perkerjaan kita belum selesai. Berjuanglah terus dengan mengucurkan banyak keringat.
LAYANGAN
Terbitan penyuka
Kamis, 30 Mei 2013
Kilau Pelangi Biru: Tempat pembuktian teory sains
Kilau Pelangi Biru: Tempat pembuktian teory sains: Puspa IPTEK Kota Baru Parahiyangan Bandung, dibangun sebagai wujud nyata sumbangsih putra-putri Indonesia dalam rangka membangkitkan dun...
Planet Mirip Bumi
Teleskop Observatorium Eropa
Selatan membawa berkah tersendiri. Kali ini berkat penemuan menghebohkan
tentang Planet Mirip Bumi yang diperkirakan memiliki Kehidupan dipermukaannya.
Planet yang memiliki kemiripan terbaik dengan bumi yang pernah tertangkap oleh
teleskop Bumi ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan planet kita.
Planet ini memiliki suhu yang
sama dengan bumi. Para Astronom, menyebutnya sebagai planet yang menjadi
kandidat terbaik pengganti bumi karena hasil analisa sementara planet ini
memiliki air, permukaan bebatuan dan suhu yang mirip dengan suhu bumi. Bahkan
pemimpin proyek study ini, Guillem Anglada-Escude menyebutkan bahwa sangat
mungkin kini diatas permukaan planet tersebut terdapat kehidupan organisme.
Hasil analisa sementara para
astronom dari European Southern Observatory's telescopes ini menyebutkan bahwa
planet ini memiliki massa sebesar 4,5 kali massa bumi, mengorbit sebuah bintang
(matahari) yang diberi nama GJ 667C dan berjarak sekitar 22 tahun cahaya dari
Bumi.
Atmosfir planet tersebut memiliki
karakteristik yang sama dengan bumi, termasuk kemampuannya menyerap cahaya yang
sama dengan planet yang kini kita huni. Steven Vogt, profesor astronomi dan
astrofisika di UCSC menyebutkan bahwa sebenarnya di galaksi ini dipenuhi oleh
milyaran planet yang layak huni sebagaimana planet baru dari tatasurya GJ 667C
tersebut.
Walau begitu, GJ 667C memiliki
susunan kimiawi yang berbeda dengan Matahari kita, namun begitu planet yang
diperkirakan layak huni tersebut memiliki komposisi helium, besi, karbon dan
silikon yang membuatnya diyakini layak dihuni, bahkan diperkirakan memiliki
kehidupan didalamnya.
Namun semua itu baru analisa dari
pengamatan yang dilakukan sejauh 22 juta tahun cahaya. Kemungkinan lain sangat
mungkin terjadi. Satu-satunya pembuktian terbaik adalah dengan mendatangi
planet tersebut. Namun masalahnya adalah, Manusia belum memiliki teknologi yang
mampu mengarungi luasnya samudra luar angkasa yang begitu jauh, apalagi sampai
dengan jarak 22 juta tahun cahaya.
Langganan:
Postingan (Atom)